Selasa, 11 Januari 2011

Akankah selama ini hamba terpenjara dalam ruang ketidak tahuan.
ketidak tahuan akan hadirnya jernihnya malam, ketidak tahuan akan sejuknya pagi, ketidaktahuan yang ada di muka bumi.
ya Tuhan Yang Maha kuasa, rasa syukur hampa haturkan dengan petunjuk dan hidayah dari Mu, hamba mengerti akan ketidaktahuan menjadi tahu.
semoga segala hidayah dan petunjukmu selalu menyertai di setiap langkah hidup yang singkat ini.
bukan karna hari ini indah aku bahagia tapi karna aku bahagia maka hari ini jadi indah.
bukan karna ringannya rintangan aku optimis tapi karna aku optimis rintangan jadi terasa ringan.
kita memang tidak bisa merubah arah tapi kita bisa arah sampai pada tujuan

puisi

biasan cahaya itu nyaris menangkap jiwaku
aku terkunci dalam ruang tak ber pintu
terkadang kita seperti bayi
tak pernah mengerti akan makna yang tertuang saat pagi

Jumat, 16 Juli 2010

BIASAN

dssfhdddddgjhf

Sabtu, 29 Mei 2010

Matoa

Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman khas Papua, termasuk ke dalam famili Sapindaceae. Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras. Rasa buahnya adalah campuran antararambutan, durian, dan kelengkeng. Buahnya berbentuk lonjong dan seukuran buah pinang (keluarga Palem), ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan.

Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Papua Barat. Di Papua, pohon matoa bisa tumbuh sampai dengan diameter pelukan tiga orang dewasa.


Perkembangbiakan

Tanaman ini mudah diperbanyak/dikembangbiakkan melalui biji, dan cara lain seperti cangkok serta okulasi. Matoa tumbuh di daerah yang sejuk atau dengan kata lain lebih mudah tumbuh di daerah dataran tinggi, meskipun dapat pula tumbuh di dataran rendah.


Matoa (Pometia pinnata) merupakan tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian.

Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).

Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm